Rabu, 15 Februari 2017

Sepi

Malam makin larut dan pikiran makin kusut. Belum lagi kantuk yang minta segera bergelut dengan guling dan selimut. Serta hati yang mulai carut marut.

Gemerisik hujan dan detik jam dinding seolah berkolaborasi memecah sepi. Sesekali terdengar semilir angin berhebus diantara dedaunan yang basah. Nasib baik, malam ini petir tak ikut berkontribusi.

Disini aku masih berkutat dengan segalaku. Kepalaku penuh, tapi hatiku tetap saja seperti dulu. Sendu. Penuh rindu.

Seharian aku menyibukkan diri. Berharap hari tak sepi. Namun nyatanya, kesibukan tak membunuh sepi. Ia hanya membuat kita sejenak lupa perkara hati. Hanya sekedar lupa, bukan terobati atau mati. Karena nyatanya, setelah sepanjang hari aku bergelut dengan itu-ini, ketika malam menjelang, hatiku tetap sepi. Sesepi malam ini, atau bahkan lebih sepi dari malam ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar