Minggu, 05 Januari 2020

Menerima

Pernikahan mengajarkan saya banyak hal. Salah satunya menerima. Terbaca mudah, namun seringkali sulit dilakukan. 

Setelah menjadi istri, banyak sekali hal-hal yang harus saya terima. Suka tidak suka, ya harus. Bagaimana pun harus terima. Seolah mengajarkan saya untuk berdamai dengan hal-hal diluar keinginan saya. Akan ada banyak bentuk penerimaan yang sering diujikan ketika menikah. Misalnya saja menerima sang suami yang ternyata hobi sekali main game di handphonenya. Terdengar remeh-temeh bagi sebagian orang. "Meh, maen game doang kok nesu", mungkin seperti itu pikirnya. Namun, kadangkala dari hobi main game tersebut kadang menimbulkan beberapa masalah. Kalau saya, selaku seorang istri tidak menerima, ya bakal ribut terus tiap hari. 

Banyak hal yang lebih serius dari sekedar hobi main game di handphone. Pun banyak yang lebih remeh dari sekedar itu. Namun, kalau diri ini tidak berdamai dengan hal-hal tersebut, tidak menerima secara ikhlas, sudah pasti cemberut terus menghiasi wajah ini. 

Pernikahan mengajarkan saya untuk terus berusaha menerima dengan ikhlas, berdamai dengan segala hal yang tidak berjalan dengan semestinya (berjalan sesuai keinginan saya). Walau kadangkala diri ini susah menerima dengan ikhlas. Walau kadang diri ini kadang lupa harus ikhlas menerima. Walau kadang suka kesel sendiri. Ya, tulisan ini saya buat untuk mengingatkan saya agar terus berproses, berubah menjadi pribadi yang menerima kehendak Allah SWT dengan ikhlas. Terutama menerima kelebihan dan kekurangan saya dan suami. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar