Rabu, 18 Juli 2018

Terimakasih

Saya adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga. Kedua saudara saya laki-laki. Beruntungnya, saya anak tengah. Diapit oleh kakak yang super baik dan adik yang pemberani. Oleh karenanya, walau saya anak kedua, saya ini sedikit manja dan agak cengeng.

Terlahir menjadi perempuan, ternyata diliputi banyak rasa khawatir. Apalagi kalau bukan perihal jodoh. Ditambah lagi dengan usia yang tlah 'cukup' bagi sebagian orang dan kakak pertama yang tlah menikah dua tahun silam. Rasa-rasanya setiap tahun, saat usia bertambah, rasa khawatir itu semakin membesar dan menjalar. Benar memang kata orang diluaran sana, tingkat kekhawatiran berbanding lurus dengan umur. Usia kepala dua nyatanya menjadi gerbang kekhawatiran itu. Dan ya, saat ini umur saya 24. Sudah tak muda lagi dan rasa khawatir itu tlah menjadi pohon yang  besar.

Namun saya lupa. Atau mungkin terlalu asyik memupuk khawatir saya itu sampai saya tak menyadari bahwa ternyata rasa khawatir itu tidak hanya tumbuh dalam hati perempuan. Nyatanya, rasa khawatir itu juga bersemayam dalam hati para orang tua. Mereka sama penasarannya dengan anak perempuan mereka, kira-kira siapa jodohnya kelak. Mungkin, para orang tua pun ingin melihat anak perempuan mereka bahagia, hidup dengan jodohnya. Menyaksikan segala fase hidup anak perempuan mereka selagi Allah masih memberi umur dan kesehatan. Bagi mereka, ada kelegaan tersendiri saat menyaksikan anak mereka tlah hidup bahagia dengan jodohnya. Kelegaan yang tak terdeskripsikan dengan kata. Sungguh betapa mulianya hati para orang tua. Melihat anaknya bahagia saja sudah mampu membuat mereka bahagia.

Belakangan saya baru mengerti hal itu. Ternyata diam-diam, orang tua saya pun memendam khawatir dalam hati mereka. Mendoakan saya dalam doa-doa panjang mereka di lima waktu dan sepertiga malam agar Allah mempertemukan saya dengan jodoh saya. Dan ya, akhirnya doa mereka -dan doa saya, dijawab oleh Allah. Saya melihat, rasa khawatir dalam hati orang tua saya sedikit demi sedikit berkurang. Terimakasih Mas, telah mengurangi kekhawatiran dalam hati orang tua dan saya. Semoga rencana yang kita susun dapat berjalan lancar.

Pasawahan, 18 Juli 2018.
Setelah berbincang dengan Mamah Bapak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar